| Filename | Hakikat Manusia |
| Permission | rw-r--r-- |
| Author | Heru Cimay |
| Date and Time | 3/23/2011 |
| Label | Pendidikan Agama Islam |
| Action |
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah S.W.T yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Apakah yang menjadikan manusia sempurna di bandingkan makhluk lainnya? Lalu sebenarnya dari apakah manusia itu diciptakan? Dan bagaimana proses penciptaan manusia? Postingan saya berikut ini bertujuan mengulas dan mendeskripsikan kepada anda agar anda mengetahui maksud dari "manusia sempurna" dan "dengan apa manusia diciptakan" serta "proses penciptaan manusia".
Di bawah ini dikemukakan beberapa
kesimpulan yang ditarik dari al-Qur’an tentang manusia pada umumnya :
1. Manusia itu pertama sekali diciptakan Tuhan dari tanah (Al-Hajj 5); (Al-Ruum 20); (Faathir 11); (Al-Mu’min 67).
2. Penciptaan selanjutnya dari air (Al-Furqon 54). “Kami jadikan manusia itu dari sari pati tanah. Kami jadikan sari pati itu nutfah, tersimpan aman dalam rahim kukuh. Dari nutfah kami jadikan segumpal darah. Dari darah Ku jadikan segumpal daging. Dari daging Ku jadikan tulang belulang. Tulang belulang disampul daging. Kami jadikan makhluk berbentuk lain. Mahasuci Allah sebaik-baik Pencipta”. (Al-Muminuun [23]: 12-16).
9. Lalu berubah pada Ma’un Basyar (air mani) tercantum dalam QS. Al-Furqon 54:
"Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu Dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah (hubungan kekeluargaan yang berasal dari perkawinan, seperti menantu, ipar, mertua dan sebagainya) dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa".
Pada faham ini terjadi lima proses, yaitu:
1. Manusia itu pertama sekali diciptakan Tuhan dari tanah (Al-Hajj 5); (Al-Ruum 20); (Faathir 11); (Al-Mu’min 67).
2. Penciptaan selanjutnya dari air (Al-Furqon 54). “Kami jadikan manusia itu dari sari pati tanah. Kami jadikan sari pati itu nutfah, tersimpan aman dalam rahim kukuh. Dari nutfah kami jadikan segumpal darah. Dari darah Ku jadikan segumpal daging. Dari daging Ku jadikan tulang belulang. Tulang belulang disampul daging. Kami jadikan makhluk berbentuk lain. Mahasuci Allah sebaik-baik Pencipta”. (Al-Muminuun [23]: 12-16).
Maurice Bucaille (1984)
mengklasifikasikan ayat-ayat secara maudhu’i mengenai proses penciptaan
biologis manusia, dengan proses sebagai berikut:
A. 1. Manusia
tercipta dari Ardh (tanah) tercantum dalam QS. Nuh 17-18:
Artinya :
17. dan Allah
menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya,
18. kemudian
Dia mengambalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada
hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.
2. Kemudian beralih padaTurob (tanahgemuk) tercantum dalam QS. Al-Hajj 25:
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidilharam yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih".
2. Kemudian beralih padaTurob (tanahgemuk) tercantum dalam QS. Al-Hajj 25:
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidilharam yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih".
3. Lalu
beralih pada Thin (tanahlempung) tercantum dalam QS. Al-An’am 2:
"Dialah yang
menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan
ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya),
kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu)".
4. Lalu beralih pada Thin Ladzib (lempungpekat) tercantum dalam QS. Al-Shafaat 11:
4. Lalu beralih pada Thin Ladzib (lempungpekat) tercantum dalam QS. Al-Shafaat 11:
"Maka
Tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yang lebih kukuh
kejadiannya ataukah apa (malaikat, langit, bumi dan lain-lain) yang telah Kami
ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat".
5. Lalu beralih pada Shalsal (lempunghitam) seperti Fakhtar (tembikar) tercantum dalam QS. Al-Rahman 14:
5. Lalu beralih pada Shalsal (lempunghitam) seperti Fakhtar (tembikar) tercantum dalam QS. Al-Rahman 14:
"Dia
menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar".
6. Lalu beralih pada Shalsal dari Hamain Masnun (lempung hitam yang berbentuk) tercantum dalam QS. Al-Hijr 33:
6. Lalu beralih pada Shalsal dari Hamain Masnun (lempung hitam yang berbentuk) tercantum dalam QS. Al-Hijr 33:
"Iblis berkata : "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah
menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk".
7. Lalu beralih pada Sulalat Min Thin (sari pati tanah lempung) tercantum dalam QS. Al-Mu’Minun 12:
7. Lalu beralih pada Sulalat Min Thin (sari pati tanah lempung) tercantum dalam QS. Al-Mu’Minun 12:
"Dan
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah".
8. Lalu diciptakannya buah-buahan sebagai rizki buat manusia tercantum dalam QS. Al-Baqarah 21:
"Hai
manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa".8. Lalu diciptakannya buah-buahan sebagai rizki buat manusia tercantum dalam QS. Al-Baqarah 21:
9. Lalu berubah pada Ma’un Basyar (air mani) tercantum dalam QS. Al-Furqon 54:
"Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu Dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah (hubungan kekeluargaan yang berasal dari perkawinan, seperti menantu, ipar, mertua dan sebagainya) dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa".
Pada faham ini terjadi lima proses, yaitu:
a. Ia berupa Maniy Yumna (air mani yang
ditumpahkan) tercantum dalam QS. Al-Qiyamah 37:
”Bukankah Dia dahulu setetes mani yang
ditumpahkan (ke dalam rahim).
b. Lalu beralih pada Nuthfah (sperma/ovum) tercantum dalam QS. Al-Nahl 4 yang cirinya Dafiq (terpencar):
b. Lalu beralih pada Nuthfah (sperma/ovum) tercantum dalam QS. Al-Nahl 4 yang cirinya Dafiq (terpencar):
“Dia telah
menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata”.
c. Lalu beralih pada Nuthfah Imsyaj (sperma/ovum bercampur) tercantum dalam QS. Al-Insan 2:
c. Lalu beralih pada Nuthfah Imsyaj (sperma/ovum bercampur) tercantum dalam QS. Al-Insan 2:
“Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur (bercampur
antara benih lelaki dengan perempuan) yang Kami hendak mengujinya (dengan
perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat”.
d. Lalu beralih pada Sulalat Min Ma’in Mahin (seperticairanhina) tercantum dalam QS. Al-Sajdah 8:
d. Lalu beralih pada Sulalat Min Ma’in Mahin (seperticairanhina) tercantum dalam QS. Al-Sajdah 8:
“Kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina”.
e. Lalu beralih pada ‘Alaqat paduan sperma dan ovum yang tergantung, lalu mudghat (berbentuk gumpalan darah), lali Idham (tulang) lalu Lahm (daging) tercantum dalam QS. Al-Mu’minun 14:
10. Lalu beralih pada Shawwar (bentuk rupa) tercantum dalam QS. Ali-Imran 6:
e. Lalu beralih pada ‘Alaqat paduan sperma dan ovum yang tergantung, lalu mudghat (berbentuk gumpalan darah), lali Idham (tulang) lalu Lahm (daging) tercantum dalam QS. Al-Mu’minun 14:
10. Lalu beralih pada Shawwar (bentuk rupa) tercantum dalam QS. Ali-Imran 6:
“Dialah yang
membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. tak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
11. Pembentukan manusia selaras dalam proporsi yang tepat dengan berbagai komponen, tercantum dalam QS. Al-Ifithar 7-8:
Uraian diatas menunjukkan bahwa proses penciptaan manusia bertahap, tercantum dalam QS. Nuh 14:
11. Pembentukan manusia selaras dalam proporsi yang tepat dengan berbagai komponen, tercantum dalam QS. Al-Ifithar 7-8:
7. yang telah
menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan
tubuh)mu seimbang,
8. dalam
bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.
12. Maka terjadilah pembentukan
tubuh manusia sebaik-baik bentuk, tercantum dalam QS. Al-Thin 4:
“Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” .
Uraian diatas menunjukkan bahwa proses penciptaan manusia bertahap, tercantum dalam QS. Nuh 14:
“Padahal Dia sesungguhnya telah
menciptakan kamu dalam beberapa tingkat kejadian”.
Dengan memperhatikan uraian diatas
maka kata al-Basyar dalam pengertian manusia dimaksudkan untuk menunjukkan
aspek fisik. Secara fisik manusia terbuat dari tanah melalui suatu proses
penciptaan yang cukup panjang dengan menggunakan berbagai macam ilmu seperti
ilmu kimia dalam proses penciptaan dari tanah menjadi tumbuh-tumbuhan makanan,
ilmu gizi, dan ilmu kimia dari makanan menjadi air mani, ilmu psikologi
sebagaimana tercantum dalam QS. Al-Imran [3]: 14, dalam mnyatukan sperma dan
ovum, ilmu sosial, dan ekonomi, biologi, dan agama dalam memilih pasangan.
